buah hatiku...masa depanku...inspirasiku...dan kebanggaanku...

buah hatiku...masa depanku...inspirasiku...dan kebanggaanku...
my three of angel's

waktu dan simbol yang menandainya


melewati kurun waktu yang bergulir...terasa berbeda dalam melaluinya...
terkadang saya merasakan waktu yang begitu cepat berlalu hingga dan tidak ingin sang waktu pergi berlalu. itu karena saya masih ingin berada pada saat-saat itu dengan segala peristiwa yang mengikutinya.. dikesempatan lain saya melewati waktu yang merambat teramat pelan dan menjemukan. pada masa inilah saya merasakan waktu yang tidak bersahabat dengan keinginan dan harapan.
waktu....adalah teka teki yang datangnya pasti. dan waktu adalah sebuah perjalanan yang panjang tak berujung dengan segala rupa simbol kita menandainya...

tentang simbol penanda waktu...begitu banyak tanda yang menandai berlalunya sebuah peristiwa dalam kurun waktu tertentu...ada kelahiran, kematian, kesuksesan atau keberhasilan dan masih banyak kejadian lain. jika kebahagiaan datang, waktupun terasa sangat cepat berlalu, namun sebaliknya jika kesedihan melanda dan kita menadaini waktu tersebut dengan sebuah tinta hitam dalam hidup, sang waktu berjalan seolah merambat dan kita pun ingin segera meninggalkannya. demikian pula seperti saat-saat sekarang, waktu menjelang pergantian tahun begitu banyak moment-moment indah yang diciptakan khusus untuk menyambut datangnya sang tahun baru.

terlebih bagi sebagian orang, moment tahun baru biasanya dijadikan sebagai moment untuk merubah sikap dari yang kurang baik menjadi lebih baik...sebagian lagi menjadikan tahun baru sebagai awal untuk meraih kesuksesan dalam karis dan kehisupan...
hal paling menggelitik dalam benak pikir saya...untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, atau ingin lebih meraih kesuksesan haruskan menunggu berakhirnya sebuah tahun berjalan? bagaimana jika umur kita tidak akan sampai pada awal tahun yang direncanakan? kenapa tidak pada saat ini, sekarang ini, kita menjalani niat baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak perlu menunggu saat datangnya tahun yang baru.
karena tahun baru hanyalah merupakan sebuah simbol yang menandai berakhirnya siklus bulan dalam poros satu tahun sebleumnya. dan lagi, refleksi tentang waktu memang menjadi rahasia dan hak masing-masing kita. tinggal bagaimana kita mengisi setiap detik dalam guliran waktu yang kita lalui dengan penuh makna..

selamat menyambut tanggal 1 Januari 2012

braodcast message tentang berbagai peringatan__antara waspada dan was-was


 "kalau ada penelpon mengaku petugas telkom mengatakan bahwa bulan depan telkom akan membebaskan abondemen, selanjutnya penelpon meminta tgl.lahir, alamat, nama ibu kandung dll...itu adalah pembobol kartu kredit dan rekening bank. selama permintaan melalui tlp, jangan pernah berikan tgl.lahir, alamat dan nama ibu kandung anda...karna ini modus mereka untuk melancarkan aksinya...tolong sebarkan ke keluarga sebelum korban bertambah.."

demikian bunyi broadcasting message yang masuk ke bb saya pagi ini. beberapa minggu sebelumnya saya juga menerima pesan broadcast yang memperingatkan untuk tidak menggunakan tusuk gigi di rumah makan, warteg, atau restoran karena tusug gigi itu dikhawatirkan adalah bekas dari para penderita AIDS. selengkapnya kurang lebih isinya sbb :

"WARNING jangan menggunakan tusuk gigi yang ada di rumah makan, warteg atau restoran umum. karena kekecewaan dan aksi protes para penderita AIDS kepeda pemerintah yang kurang memperhatikan nasib mereka, saat ini mereka tengah melancarkan aksi penyebaran dengan menggunakan tusuk gigi yang ada di rumah makan dengan cara menusukkannya pada gusi mereka hingga berdarah, kemudian tusuk gigi itu di lap sehingga tampak kembali seperti baru dan dikembalikan lagi ke tempatnya...sebarkan ini sebagai wujud kepedulian kepada sesama"

jelas saja, sms ini membuat bulu kuduk saya berdiri...bagaimana tidak, tusuk gigi kan sudah bisa dikatakan "desserts" atau makanan penutup bagi sebagian orang termasuk saya. dan mulai saat itu juga saya langsung membeli tusuk gigi se-kotak untuk saya simpan dalam mobil dan tas yang selalu saya bawa kemana.
ditengah maraknya penipuan-penipuan via sms yang semakin membuat kita pusing terutama yang membuat pulsa kita tersedot, sms dan broadcast message peringatan seperti di atas lumayan membuat saya jadi was-was juga. Untuk sebagian orang mungkin pesan-pesan ini langsung diabaikan bahkan dibaca pun tidak. Namun, bagi saya pribadi hal ini menjadi bahan pikiran juga. Dan begitu sms dan broadcast message itu saya baca, langsung saya forward ke semua teman dan saudara yang ada di BB contact. Bukan hanya itu, sampai di rumah pun saya langsung mensosialisasikan (hehehe...lebay deh) pesan itu ke se-isi rumah. Yaahhh...kalo minjem kata-kata bang napi...Waspadalahhh!!!

kelahiran dan kematian yang HARUS KU SYUKURI



"laa yukalifullahunafsan ilaa wus a'haa.." 
(Allah tdak membebani seseorang, kecuali dengan kemampuannya. QS Al-Baqarah : 286)



ayat ini adalah salah satu janji Allah SWT yang membantu saya untuk selalu sabar dan tegar. masih banyak janji-janji dan ketetapan ALLAH SWT yang selalu saya jadikan tameng dan penghibur ketika buncahan kesedihan itu datang...Ya Robb...Dirimulah satu-satunya penghiburku.


hari ini...24 Oktober 2011...hari ke 101 kami sekeluarga kehilangan sang buah hati kami "fathan". 101 hari yang lalu, fathan pergi kembali ke pangkuanMU wahai SANG PEMILIK...namun pada hari itu, hati dan pikiran ini masih belum bisa memaknai apa yang sebenarnya yang terjadi. yang ada hanyalah tangis penuh penyesalan dan kesedihan yang luar biasa menyesakkan dada. yang saya rasakan hanyalah ketidakadilan dunia yang telah mendzolimi saya dan keluarga. disaat kami begitu ingin selalu dekat dengannya, disaat-saat kami ingin selalu mendengarkan nyanyian-nyanyian lucu dari bibir cadelnya...saya kehilangan ya Allah....
belum kering air mata kami, disaat kami tengah mempersiapkan ta'ziah hari ke-3 untuk anakku, adik saya satu-satunya akhirnya harus pula mengalah dengan rasa sakit yang telah sebulan dia derita. ENGKAUPUN mengambil dan mengajak adikku untuk kembali ke SISIMU...hanya selang sehari, ya ALLAH...seandainya saya cepat menyadari bahwa semua ini semata-mata karena ENGKAU begitu memperhatikan keluargaku, semata-mata karena ENGKAU begitu menyayangi kami dan ENGKAU berusaha MENGANGKAT DERAJAT kami dengan ujian demi ujian yang ENGKAU limpahkan...tapi saya bersyukur, pada saat-saat itu, saya terus mengingatMU, mengingat kuasaMU, namun hati belum rela menerima kehendakMU...(maafkan hambaMU ya ALLAH)...

"sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila dia ditimpa kesulitan, dia berkeluh kesah. dan apabila dia mendapat kebaikan, dia amat kikir." QS Al-Ma'aarij : 19-21).



namun akhirnya...101 hari dengan susah payah saya berusaha dengan segenap keimanan yang saya miliki, dengan sejumput ketaqwaan saya akhirnya bisa merasakan salah satu hikmah yang diselipkan ALLAH di balik beratnya cobaan ini. kepergian anakku dan adekku memberi saya banyak pelajaran, terutama bagaimana memaknai IKHLAS dan SABAR yang sebenar-benarnya...IKHLAS bahwa semua yang saya miliki hanyalah titipanNYA, dan sewaktu-waktu akan diambil kembali...IKHLAS bahwa SANG PEMILIK berhak atas semua yang dimilikiNYA...IKHLAS bahwa SANG PEMILIK lebih menyanyangi semua apa yang menjadi miliknya...
SABAR...bahwa ALLAH memberikan semua ujian baik kehilangan, kesakitan, kekecewaan bahkan dengan tertusuk duri sekalipun, semata-semata karena ALLAH akan menggatinya dengan kebahagiaan yang setimpal...

"sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah ujian (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar."   (QS At Taghaabun :15)



SEMUANYA HARUS DI SYUKURI

pun satu nikmat yang tidak pernah putus untuk saya SYUKURI...hari ini, 24 Oktober 2011, saya masih diberi kesempatan untuk menghirup udara di usia baru...(meski sedih karena jatah umur berkurang)...namun di usia dan kehidupan baru ini, masih banyak pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab saya di dunia dan di akhirat nanti...usiaku adalah RAHASIAMU...entah akan berhenti hingga di angka berapakah usia ini, HANYA KAU yang tau...tugasku hanyalah MENSYUKURI dan mejadikan usia pemberianMU ini menjadi sesuatu yang berharga...

Dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan: "Jika kamu bersyukur pasti Kutambah nikmatKu kepadamu; sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat. (Ibrahim: 7)  


dan satu hal lagi yang selalu SAYA SYUKURI...saya memiliki keluarga yang begitu mencintai dan saya cintai...ALLAH masih menitipkan 2 buah hati yang harus saya jaga dengan jiwa dan raga saya...saya masih dititipkan seorang suami yang bukan hanya sekedar IMAM, namun dialah yang menjadi separuh jiwa yang menopang jiwa saya yang separuhnya lagi agar tetap hidup dan berkarya...saya masih memiliki orang tua, mertua, saudara-saudara yang selalu menjadi guru dan penasihatku...NikmatMU sungguh TAK TERHINGGA YA RABB...

"Masa Allah akan menyiksamu juga jika kamu bersyukur dan beriman? Malah Allah adalah pembalas jasa kepada orang mukmin yang bersyukur serta Maha Mengetahui." An-Nisa: 147


betapapun besarnya kesabaran dan keikhlasan yang saya miliki...saya hanyalah manusia biasa yang masih belum mencapai tingkat keimanan yang sempurna...saya pun laiknya Hamba ALLAH yang terlalu takut jika sewaktu-waktu ALLAH meninggalkan saya...olehnya, apapun, bagaimanapun dan dimanapun, DIAlah yang selalu menjadi menunjuk jalan. dan apapun yang menjadi kehendakNYA...


RAHASIAMU sunggu indah ya ALLAH...meski tak seindah seperti yang kami inginkan...namun ENGKAU selalu memberi KEBAIKAN YANG TAK TERHINGGA dibalik semua kejadian-kejadian yang saya alami...


 "Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah amal perbuatanku sesuai dengan keridhaanMu dan berikanlah kebaikan kepadaku berkelanjutan sampai kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang yang berserah diri. (Al-Ahkaf: 15)

Doa Mujir (Doa Perlindungan dan Rejeki, Doa Kesembuhan, Pengangkat Duka dan Kesulitan Hidup)

Doa Mujir
(Doa Perlindungan dan Rejeki, Doa Kesembuhan, Pengangkat duka dan kesulitan hidup)

 Doa Tasbih yang dikenal dengan nama Doa Mujir berikut adalah doa yang diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ASW saat beliau sedang beribadah di makam Ibrahim AS. doa ini sangat bermanfaat untuk mengangkat duka, memberikan kesembuhan dan meringankan kesulitan hidup. terutama bila dibaca di bulan suci Ramadhan.
Mujir artinya Yang maha Pembebas atau Yang maha Pemberi Keselamatan. Doa ini berisi puji-pujian kepada Allah dengan menyebut Nama-nama yang indah (Asmaul Husna) yang diawali dengan lantunan Tasbih kepada Sang Khaliq.

Disebutkan dalam kitab Al-Baladul Amin dan Al-Mishbah: Doa Mujir adalah doa yang sangat agung. Doa untuk memohon perlindungan kepada Allah swt dari api neraka. Doa Mujir diterima oleh Rasulullah saw dari Malaikat Jibril (as) saat beliau melakukan shalat di Maqam Ibrahim (as).

Keutamaan Doa Mujir
Di antara keutamaan doa Mujir disebutkan dalam suatu riwayat: “Barangsiapa yang membaca doa ini di malam dan hari bîdh di bulan Ramadhan, ia akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak tetesan air hujan, daun-daun pepohonan, pasir di daratan. Selain itu doa ini dapat menyembuhkan penyakit, menunaikan hutang, mengkayakan dari kefakiran, membahagiakan dari kesusahan, dan menghilangkan penderitaan.”
(Mafâtihul Jinân, bab 1: 78)

Doa ini sangat utama dibaca di bulan Ramadhan terutama di hari-hari biydh (13, 14 dan 15) Ramadhan.

Doa Mujir merupakan doa yang bertawasul dengan nama-nama Allah untuk mencapai hajat-hajat dunia dan akhirat.


بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
سُبْحَانَكَ يَااللهُ، تَعَالَيْتَ يَا رَحْمَنُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Allâh Ta’âlayta yâ Rahmân, Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr
Maha Suci Engkau Ya Allah Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Pengasih
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا رَحِيمُ، تَعَالَيْتَ يَا كَرِيمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ

 Subhânaka yâ Rahîm, ta’âlayta yâ Karîm Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr
Maha Suci Engkau duhai Penyayang Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mulia
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مَلِكُ، تَعَالَيْتَ يَا مَالِكُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Malik, ta’âlayta yâ Mâlik Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Penguasa Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Memiliki
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا قُدُّوسُ، تَعَالَيْتَ يَا سَلامُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ
Subhânaka yâ Quddûs, ta’âlayta yâ Salâm Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Quddus Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Damai
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَامُؤْمِنُ، تَعَالَيْتَ يَامُهَيْمِنُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mu’min, ta’âlayta yâ Muhaymin Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Pemberi rasa aman
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menjaga Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا عَزِيزُ، تَعَالَيْتَ يَا جَبّارُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘Azîz, ta’âlayta yâ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Memuliakan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Perkasa
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مُتَكَبِّرُ، تَعَالَيْتَ يَا مُتَجَبِّرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mutakabbir, ta’âlayta yâ Mutajabbir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Besar Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menundukkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا خالِقُ، تَعَالَيْتَ يَا بارِيُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Khâliq, ta’âlayta yâ Bârî Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Pencipta Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menciptakan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُصَوِّرُ، تَعَالَيْتَ يَا مُقَدِّرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mushawwi, ta’âlayta yâ Muqaddir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi bentuk Maha Tinggi Engkau duhai Yang Mentakdirkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا هادِي، تَعَالَيْتَ يَا باقِي، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hâdî, ta’âlayta yâ Bâqî Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi petunjuk Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Abadi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا وَهَّابُ، تَعَالَيْتَ يَا تَوّابُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wahhâb, ta’âlayta yâ Tawwâb Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi karunia
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Membuka pintu taubat
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا فَتّاحُ، تَعَالَيْتَ يَا مُرْتاحُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Fattâh, ta’âlayta yâ Murtâh Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Membuka kemudahan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi kebahagiaan, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا سَيِّدِي، تَعَالَيْتَ يَا مَوْلايَ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Sayyidî, ta’âlayta yâ Mawlâya Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Junjunganku Maha Tinggi Engkau duhai Maulaku
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا قَرِيبُ، تَعَالَيْتَ يَا رَقِيبُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qarîb, ta’âlayta yâ Raqîb Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Dekat Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mengawasi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مُبْدِيُ، تَعَالَيْتَ يَا مُعِيدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mubdî, ta’âlayta yâ Mu’îd Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memulai Maha Tinggi Engkau duhai Yang Mengembalikan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا حَمِيدُ ، تَعَالَيْتَ يَا مَجِيدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hamîd, ta’âlayta yâ Majîd. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Terpuji Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mulia
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا قَدِيمُ، تَعَالَيْتَ يَاعَظِيمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qadîm, ta’âlayta yâ ‘Azhîm. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Terdahulu Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Agung
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَاغَفُورُ، تَعَالَيْتَ يَاشَكُورُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Ghafûr, ta’âlayta yâ Syakûr. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Pengampun Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Bersyukur
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا شاهِدُ، تَعَالَيْتَ يَا شَهِيدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Syâhid, ta’âlayta yâ Syahîd. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Menyaksikan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Selalu Menyaksikan, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا حَنّانُ، تَعَالَيْتَ يَا مَنّانُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hannân, ta’âlayta yâ Mannân. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mengasihi Maha Tinggi Engkau duhai Pemberi karunia
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا باعِثُ، تَعَالَيْتَ يَا وارِثُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Bâ’its, ta’âlayta yâ Wârits. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Membangkitkan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Mewariskan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُحْيِي، تَعَالَيْتَ يَا مُمِيتُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Muhyî, ta’âlayta yâ Mumît. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menghidupkan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Mematikan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا شَفِيقُ، تَعَالَيْتَ يَا رَفِيقُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Syafîq, ta’âlayta yâ Rafîq. Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Menaruh perhatian
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menemani
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا أَنِيسُ، تَعَالَيْتَ يَا مُؤْنِسُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Anîs, ta’âlayta yâ Mu’nis Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Kasih Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Pengasih
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا جَلِيلُ، تَعَالَيْتَ يَا جَمِيلُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Jalîl, ta’âlayta yâ Jamîl Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Agung Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Indah
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا خَبِيرُ، تَعَالَيْتَ يَا بَصِيرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Khabîr, ta’âlayta yâ Bashîr Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mengetahui Maha Tinggi Engkau duhai Maha Melihat
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا حَفِيُّ، تَعَالَيْتَ يَا مَلِيُّ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hafiy, ta’âlayta yâ Maliy Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Memiliki kehormatan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Kaya, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.
سُبْحَانَكَ يَا مَعْبُودُ، تَعَالَيْتَ يَا مَوْجُودُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Ma’bûd, ta’âlayta yâ Mawjûd Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Disembah Maha Tinggi Engkau duhai Yang Mewujudkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا غَفّارُ، تَعَالَيْتَ يَا قَهّارُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Ghaffâr, ta’âlayta yâ Qahhâr Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Pengampun
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menundukkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مَذْكُورُ، تَعَالَيْتَ يَا مَشْكُورُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Madzkûr, ta’âlayta yâ Masykûr Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Disebut Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Disyukuri
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا جَوادُ، تَعَالَيْتَ يَا مَعاذُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Jawâd, ta’âlayta yâ Ma’âd Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Dermawan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Memberi perlindungan, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا جَمالُ، تَعَالَيْتَ يَا جَلالُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Jamâl, ta’âlayta yâ Jalâl Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Indah Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Agung
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا سابِقُ، تَعَالَيْتَ يَا رازِقُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Sâbiq, ta’âlayta yâ Râziq Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mendahului
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Memberi rejeki
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا صادِقُ، تَعَالَيْتَ يَا فالِقُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Shâdiq, ta’âlayta yâ Fâliq Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Benar
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Membelah sesuatu menjadi dua bagian
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا سَمِيعُ، تَعَالَيْتَ يَا سَرِيعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Samî’, ta’âlayta yâ Sarî’ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mendengar Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Cepat
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا رَفِيعُ، تَعَالَيْتَ يَا بَدِيعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Rafî’, ta’âlayta yâ Badî’Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Tinggi Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menciptakan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا فَعّالُ، تَعَالَيْتَ يَا مُتَعالُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Fa’âl, ta’âlayta yâ Muta’âl Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Berbuat atas kehendak-Nya Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Tinggi, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.
سُبْحَانَكَ يَا قاضِ، تَعَالَيْتَ يَا راضِ ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qâdhi, ta’âlayta yâ Râdhi Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menetapkan hukum Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Meridhai
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا قاهِرُ، تَعَالَيْتَ يَا طاهِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qâhir, ta’âlayta yâ Thâhir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Perkasa Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Suci
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا عالِمُ ، تَعَالَيْتَ يَا حاكِمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘âlim, ta’âlayta yâ Hâkim Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mengetahui Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menghakimi, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا دائِمُ، تَعَالَيْتَ يَا قائِمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Dâim, ta’âlayta yâ Qâim Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Abadi Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Berjaga
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا عاصِمُ، تَعَالَيْتَ يَا قاسِمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘âshim, ta’âlayta yâ Qâsim Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menjaga Maha Tinggi Engkau duhai Yang Membagi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاغَنِيُّ، تَعَالَيْتَ يَا مُغْنِي، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Ghaniy, ta’âlayta yâ Mughnî Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Kaya Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi kekayaan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا وَفِيُّ، تَعَالَيْتَ يَا قَوِيُّ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wafiy, ta’âlayta yâ Qawiy Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Menepati janji Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Kuat
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا كافِ، تَعَالَيْتَ يَا شافِ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Kâfi, ta’âlayta yâ Syâfi Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi kecukupan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mengobati, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.
سُبْحَانَكَ يَا مُقَدِّمُ، تَعَالَيْتَ يَا مُؤَخِّرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Muqaddim, ta’âlayta yâ Muakhkhir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Terdahulu Maha Tinggi Engkau duhai Yang Yang Mengakhirkan, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا أَوَّلُ، تَعَالَيْتَ يَا آخِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Awwalu, ta’âlayta yâ âkhiru Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Awal Maha Tinggi Engkau duhai Yang Akhir
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاظاهِرُ، تَعَالَيْتَ يَاباطِنُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَامُجِيرُ.
Subhânaka yâ Zhâhir, ta’âlayta yâ Bâthin Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Tampak Maha Tinggi Engkau duhai Yang Tersembunyi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا رَجاءُ، تَعَالَيْتَ يَا مُرْتَجى، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Rajâ’, ta’âlayta yâ Murtajâ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Tumpuan harapan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Diharapkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاذا المَنِّ، تَعَالَيْتَ يَاذا الطَّوْلِ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Dzal Manni, ta’âlayta yâ Dzath thawli Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memiliki karunia Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memiliki anugrah
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا حَيُّ، تَعَالَيْتَ يَا قَيُّومُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hayyu, ta’âlayta yâ Qayyûm Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Hidup Maha Tinggi Engkau duhai Yang Berjaga
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا واحِدُ، تَعَالَيْتَ يَا أَحَدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wâhid, ta’âlayta yâ Ahad Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Esa Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Tunggal
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا سَيِّدُ، تَعَالَيْتَ يَا صَمَدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Sayyidu, ta’âlayta yâ Shamadu Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Penghulu
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Tempat Bergantung semua hamba-Nya
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا قَدِيرُ، تَعَالَيْتَ يَا كَبِيرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qadîr, ta’âlayta yâ Kabîr Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Kuasa Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Besar
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا والِي، تَعَالَيْتَ يَا مَتَعالِي، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wâlî, ta’âlayta yâ Muta’âlî Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Hakim Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Tinggi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَاعَلِيُّ، تَعَالَيْتَ يَا أَعْلى، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘Aliyyu, ta’âlayta yâ A’lâ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Tinggi
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Meninggikan derajat hamba-Nya
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا وَلِيُّ، تَعَالَيْتَ يَا مَوْلى، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Waliyyu, ta’âlayta yâ Mawlâ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Kasih Maha Tinggi Engkau duhai Maula
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا ذارِيُ، تَعَالَيْتَ يَا بارِيُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Dzâriyu, ta’âlayta yâ Bâriy Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Meniupkan ruh segala sesuatu
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menjadikan segala sesuatu
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا خافِضُ، تَعَالَيْتَ يَا رافِعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Khâfidh, ta’âlayta yâ Râfi’ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Merendahkan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Meninggikan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مُقْسِطُ، تَعَالَيْتَ يَا جامِعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Muqsith, ta’âlayta yâ Jâmi’ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Mencerai-beraikan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menghimpun
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُعِزُّ، تَعَالَيْتَ يَا مُذِلُّ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mu’izzu, ta’âlayta yâ Mudzillu Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Memuliakan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menghinakan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا حَافِظُ، تَعَالَيْتَ يَا حَفِيظُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hâfizh, ta’âlayta yâ Hafîzh Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menjaga Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memelihara
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا قادِرُ، تَعَالَيْتَ يَا مُقْتَدِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Qâdiru, ta’âlayta yâ Muqtadir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menakdirkan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menentukan takdir
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاعَلِيمُ، تَعَالَيْتَ يَا حَلِيمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘Alîmu, ta’âlayta yâ Halîm Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mengetahui Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Santun
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا حَكَمُ، تَعَالَيْتَ يَا حَكِيم، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Hakamu, ta’âlayta yâ Hakîm Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Menghakimi Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Bijaksana
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مُعْطِي، تَعَالَيْتَ يَا مانِعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mu’thî, ta’âlayta yâ Mâni’ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menghalangi
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا ضارُّ، تَعَالَيْتَ يَا نافِعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Dhârru, ta’âlayta yâ Nâfi’Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi mudharrat Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi manfaat, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا مُجِيبُ، تَعَالَيْتَ يَا حَسِيبُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mujîb, ta’âlayta yâ Hasîb Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Mengijabah Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menghitung
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا عادِلُ، تَعَالَيْتَ يَا فاصِلُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘âdil, ta’âlayta yâ Fâshil Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Adil Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memisahkan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا لَطِيفُ، تَعَالَيْتَ يَا شَرِيفُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Lathîf, ta’âlayta yâ Syarîf Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Lembut Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mulia
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَارَبُّ، تَعَالَيْتَ يَاحَقُّ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Rabb, ta’âlayta yâ Haqq Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau ya Rabb Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Benar
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا ماجِدُ، تَعَالَيْتَ يَا واحِدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mâjid, ta’âlayta yâ Wâhid Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Mulia Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Esa
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاعَفُوُّ، تَعَالَيْتَ يَا مُنْتَقِمُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ ‘Afuwwu, ta’âlayta yâ Muntaqim Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Memaafkan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Menyiksa
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا واسِعُ، تَعَالَيْتَ يَا مُوَسِّعُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wâsi’, ta’âlayta yâ Muwassi’ Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Luas Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi keluasan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا رَؤُوفُ، تَعَالَيْتَ يَاعَطُوفُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Raûf, ta’âlayta yâ ‘Athûf Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Sayang Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Kasih
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا فَرْدُ، تَعَالَيْتَ يَا وِتْرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Fardu, ta’âlayta yâ Witru Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Esa Maha Tinggi Engkau duhai Yang Tunggal
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُقِيتُ، تَعَالَيْتَ يَا مُحِيطُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Muqîtu, ta’âlayta yâ Muhîth Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Memberi penghidupan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Meliputi, Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا وَكِيلُ، تَعَالَيْتَ يَاعَدْلُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Wakîl, ta’âlayta yâ ‘Adlu Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Mewakili Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Adil
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُبِينُ، تَعَالَيْتَ يَا مَتِينُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mubîn, ta’âlayta yâ Matîn Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Menjelaskan Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha kokoh
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا بَرُّ، تَعَالَيْتَ يَا وَدُودُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Barru, ta’âlayta yâ Wadûd Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Baik Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Mencintai
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا رَشِيدُ، تَعَالَيْتَ يَا مُرْشِدُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Rasyîd, ta’âlayta yâ Mursyid Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Membimbing
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi bimbingan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا نُورُ، تَعَالَيْتَ يَا مُنَوِّرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Nûr, ta’âlayta yâ Munawwir Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Cahaya Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menyinari
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا نَصِيرُ، تَعَالَيْتَ يَا ناصِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Nashîr, ta’âlayta yâ Nâshir Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Penolong
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi pertolongan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.

سُبْحَانَكَ يَا صَبُورُ، تَعَالَيْتَ يَا صابِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Shabûr, ta’âlayta yâ Shâbir Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Sabar
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menunda murka-Nya
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُحْصِي، تَعَالَيْتَ يَا مُنْشِيُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Muhshî, ta’âlayta yâ Munsyî Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Menghitung
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Menjadikan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا سُبْحانُ، تَعَالَيْتَ يَا دَيَانُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Subhân, ta’âlayta yâ Dayân Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Maha Suci
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Memberi bimbingan dalam beragama
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا مُغِيثُ، تَعَالَيْتَ يَاغِيَاثُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Mughîts, ta’âlayta yâ Ghiyâts Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Melindungi
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Maha Memberi perlindungan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَا فاطِرُ، تَعَالَيْتَ يَا حاضِرُ، أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ يَا مُجِيرُ.
Subhânaka yâ Fâthir, ta’âlayta yâ Hâdhir Ajirnâ minan nâri yâ Mujî
r
Maha Suci Engkau duhai Yang Menciptakan
Maha Tinggi Engkau duhai Yang Selalu Hadir di hadapan hamba-Nya
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ يَاذا العِزِّ وَالجَمالِ، تَبارَكْتَ يَاذا الجَبَرُوتِ وَالجَلالِ.
Subhânaka yâ Dzal ‘izzi wal jamâl, tabârakta yâ Dzal jabarût wal jalâl Ajirnâ minan nâri yâ Mujîr

Maha Suci Engkau duhai Yang Memiliki kemuliaan dan keindahan
Engkaulah Yang Memberi keberkahan duhai Pemilik kebesaran dan keagungan
Selamat kami dari neraka duhai Yang Maha Memberi keselamatan.


سُبْحَانَكَ لا إِلهَ إِلاّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظّالِمِينَ فَاسْتَجَبْنا لَهُ وَنَجَّيْناهُ مِنَ الغَمِّ وَكذلِكَ نُنْجِي المُؤْمِنِين، وَصَلّى الله عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ أَجْمَعِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العالَمِينَ، وَحَسْبُنا الله وَنِعْمَ الوَكِيلُ، وَلاحَوْلَ وَلاقُوَّةَ إِلاّ بِالله العَلِيِّ العَظِيمِ.
Subhânaka lâ ilâha illâ Anta. Subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn, fastajabnâ lahû wa najjaynâhu minal ghammi, wa kadzâlika nunjil mu’minîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi ajma’în. Walhamdulillâhi Rabbil ‘alamîn. Wa hasbunallâhu wa ni’mal wakîl, wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.


Maha Suci Engkau. Engkau berfirman: “Tiada Tuhan kecuali Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari duka dan derita. Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Al-Anbiya’: 87-88).

Semoga Allah mencurahkan shalawat-Nya kepada junjungan kami Muhammad dan semua keluarganya yang suci. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Cukuplah Allah pelindung kami dan Dialah sebaik-baik wakil. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
(Mafâtihul Jinân, bab 1: 78)


Gorontalo, 13 Oktober 2011

Selamat Hari Pelanggan untuk BII

pagi ini…jam baru menunjukkan pukul 08.05 wita ketika saya memasuki gerbang kantor sebuah bank swasta yang baru beberapa bulan di buka di daerah saya. seperti biasa, senyum hangat sang security sambil membukakan pintu menyambut setiap nasabahnya setiap hari. belum lagi selesai saya mengisi form setoran, tiba-tiba saya dihampiri oleh seorang bapak (menurut saya sih pasti managernya) dan di dampingi beberapa keryawan sambil menyodorkan piring kecil berisi sepotong black forest dengan hiasan red cherry di atasnya sambil berkata dengan ramahnya : “selamat pagi ibu…selamat hari pelanggan…terimakasih telah menjadi mitra kami…karna hari ini adalah customer day BII dan ibu adalah pelanggan kami yang pertama hari ini, perkenankan kami memberikan sepotong kue ini untuk ibu…” dan secara bergantian semua karyawannya menyalami saya.
Alhamdulillah…masih pagi dan sudah mendapat sambutan yang luar biasa ramah. paling tidak, itu akan jadi resonansi di hati dan pikiran saya untuk memperbaiki mood saya sepanjang hari ini.
begitu sampai depan petugas teller, dengan ramah dia mempersilahkan saya duduk dan mencicipi black forest sambil menunggu proses pembayaran credit card saya diproses. tidak sampai setengah menit saya duduk, saya disuguhi lagi oleh seorang karyawannya dengan air mineral. belum cukup juga, sebelum pulang saya di kasi ole2 merchandise lucu.hhmm…lumayan buat hiasan mobil.
sebagai seorang PNS atau pelayan masyarakat, jujur saya merasa malu…kenapa ya pelayanan di pemerintahan masih tertinggal sangat jauh dengan pelayanan di perusahaan-perusahaan swasta. padahal tugas utama kami adalah melayani masyarakat dengan sepenuh hati. meskipun dalan keseharian tugas, kami selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik, meskipun belum sebaik seperti yang saya terima di bank BII pagi ini. tidak heran, jika dari sesi marketing, perusahaan swasta memiliki konsep yang lebih mapan dan siap untuk bersaing secara sehat. itu karena proses yang terapkan benar-benar diperhitungkan tidak hanya mengejar target kuantitas namun selalu mengedepankan kualitas. dan hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan-perusahaan swasta lebih menonjol sisi profesionalismenya.
sebenarnya hal ini tidaklah bertujuan untuk memberikan penilaian buruk terhadapi instansi pemerintah maupun aparatur pelaksananya. karena bagaimanapun, saya sebagai abdi/pelayanan masyarakat senantiasa memiliki keinginan besar untuk senantiasa memberikan pelayanan sesuai tupoksi saya. namun apalah daya, citra “buruk”  PNS sebagai pelayanan masyarakat masih setia melekat di instansi pemerintah, sebagai bentuk ungkapan “keprihatinan” atas kondisi pelayanan pemerintah hingga saat ini.dan pemerintahpun telah berkomitmen untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik meralui reformasi di segala aspek pemerintahan.
semoga hal yang sama di bank BII atau di perusahaan lainnya yang telah menerapkan public service excellent bisa diterapkan pula di instansi pemerintah. i hope so….:-)

Standar Operasional Prosedur

Pengertian SOP Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

Tujuan SOP
  1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja. 
  2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait. 
  3. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. 
  4. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi Fungsi : Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja. 
  5. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 
  6. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin                                                                                                                           
Kapan SOP diperlukan 
SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.

Keuntungan adanya SOP 
SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai. Dalam menjalankan operasional perusahaan , peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan.
Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan

dengarkan curhatku YA ALLAH...


  sesungguhnya kami hanyalah manusia, sebagai tempat bersemayamnya segala dosa dan kesalahan.
sesungguhnya kami sadar YA ALLAH...bahwa bagi kami, segala persoalan dan kesusahan hidup yang kami hadapi saat ini adalah  merupakan buah pikiran kami yang selalu mengabaikan DIRIMU YA ALLAH...
ENGKAU tidak buta YA ALLAH...ENGKAU maha melihat hingga ke dasar hati kami...bahwa kami adalah hambaMU yang senantiasa tidak ingin jauh DARIMU...
kami ingin selalu dekat DENGANMU YA ALLAH...kami merindukan kedekatan kami setiap saat DENGANMU dalam sujud setiap kami...
jika kami saat ini telah lalai dan mengacuhkaMU YA ALLAH...AMPUNI kami YA ALLAH MAHA PENGUASA HATI MANUSIA...
jika saat ini kami merasa luluh lantak dengan semua UJIANMU YA ALLAH...DEKATKAN selalu KUASA dan RAHMATMU untuk selalu melindungi kami YA ALLAH...

YA ALLAH kekasih kami....sayangi kami dengan limpahan KARUNIAMU
berikan selalu kemudahan dan kekuatan bagi kami YA ALLAH...
dekap kami YA ALLAH dengan cinta KE-ILAHI-anMU hingga kami merasa TENANG dan DAMAI..
jangan biarkan airmata ini terus mengalir sia-sia YA ALLAH...


Doa mohon dimudahkan segala urusan

رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا  
Robbanaa aatinaa minladunka rohmataw wahayya lanaa min amrinaa rosyada
Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).
(Q.S. Al-kahfi : 10)
 
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
 
(Mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
(QS. Al Baqarah, 2 : 286)

A Whole New World - Park Hyo Shin and Ann

Perempuan Gorontalo dalam Konsep Pluralisme (Keberagaman)



Posisi Perempuan Dalam Adat Gorontalo
Penguatan identitas Adat Gorontalo yang cenderung tidak berpihak pada perempuan hingga saat ini masih merupakan sebuah pola diskriminatif terhadap potensi dan kesempatan kaum perempuan gorontalo dalam pengembangan karir khususnya pada bidang Politik.
Peran perempuan dalam sector publik ini selalu dikaitkan dengan adat. Apabila dirunut dari semboyan gorontalo “adat bersendikan syariat, syariat bersendikan kitabullah” , ada ketidaksamaan persepsi yang perlu ditelaah dengan cermat. Agama memang melarang perempuan untuk menjadi imam dalam sholat. Kerendahan jenis kelamin perempuan pun dalam agama sangat jelas dibedakan dengan pembacaan Adzan untuk bayi laki-laki dan Iqamah untuk anak perempuan. Boleh jadi ini yang menjadi acuan penetapan adat gorontalo yang mengharuskan posisi perempuan senantiasa berada dibarisan belakang.
Namun dalam sejarah, kepemimpinan di abad 14 hingga 17 tercatat sejumlah raja-raja perempuan yang memimpin beberapa wilayah gorontalo, seperti raja suwawa yang pada waktu itu berada di bawah kepemimpinan Raja Rawe. Ironis memang, namun konsep adat yang bagaimanakah yang masih melarang seorang perempuan gorontalo untuk menjadi pemimpin?
Penguatan Identitas Perempuan Gorontalo
Dalam Situasi Pluralisme
Secara umum, masyarakat Gorontalo terdiri dari beragam etnis, dengan dominasi etnis gorontalo/Hulondalo. Dari data sensus penduduk tahun 2000 bisa dilihat perbandingannya sebagai berikut :
Hulondalo
750.541 jiwa - 90,43%
Jawa
20.427 jiwa - 2,46%
Sangir
5.999 jiwa - 0,72%
Minahasa
4.489 jiwa - 0,54%
Bajo
3.172 jiwa - 0,38 %
Gebe/Gebi
2.903 jiwa - 0,35%
Bugis
2.442 jiwa - 0,29%
Lain-lain
34.594 jiwa - 4,26%
(suryadinata 2001:29)
Data terakhir yang diambil pada tahun 2006, jumlah penduduk propinsi Gorontalo sebanyak 941.444 jiwa, terdiri dari 475.254 (50,59%) perempuan dan 466.199 (48,64%) laki-laki. Digarisbawahi, dengan jumlah populasi terbanyak, perempuan gorontalo seharusnya sudah memiliki modal yang kuat dalam memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang.
Tanpa melihat kuantitas jumlah dalam kependudukan, sudah saatnya perempuan gorontalo memperlihatkan geliat kedudukannya dengan menunjukkan potensi yang bisa membuka tembok keterbatasan yang dibangun untuk membatasi potensi dan ruang geraknya.
Sejak era otonomi daerah yang ditandai dengan berpisahnya Gorontalo dengan Propinsi Sulawesi utara, secara umum adalah awal dari penguatan identitas gorontalo tanpa pengaruh dan otoritas Sulawesi utara.
Pada saat inilah identitas keislaman gorontalo kembali dijadikan symbol penguatan jati diri dan acuan dalam kebijakan-kebijakan public.
Beberapa perda berbasis keislaman yang dikeluarkan antara lain perda anti maksiat, perda baca tulis Al-Quran dan perda bahasa gorontalo dalam materi kurikulum sekolah.
Meskipun tidak mengubah posisi perempuan dalam adat gorontalo, namun beberapa kebijakan baik tertulis maupun tidak tertulis, telah mengikat mereka dalam aturan-aturan tersebut. Misalnya, dibeberapa instansi pemerintah, perempuan diwajibkan mengenakan jilbab setiap apel/upacara-upacara. Beberapa sekolah-sekolah umum pun mewajibkan siswa perempuan untuk mengenakan rok panjang dan jilbab.
Dalam kondisi ini, penguatan identitas sangat menguntungkan perempuan gorontalo. Penetapan Prioritas putra daerah dalam setiap kesempatan atau kompetisi yang diikuti oleh masyarakat umum, seperti penerimaan CPNS, pemilihan Caleg yang akan duduk di Legislatif. Dengan kata lain, dalam konteks pluralisme kesukuan, posisi perempuan gorontalo asli masih lebih tinggi dan masih menjadi prioritas.
Secara umum, hubungan antar semua golongan baik suku dan agama yang ada di gorontalo cukup harmonis. Kondisi ini juga diamini oleh sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat dari semua etnis dan agama. Semua elemen masyarakat pun menunjukkan hal demikian baik dalam aktifitas ekonomi dan perdagangan, yang terlihat cukup kondisif. Masyarakat gorontalo sebagai penduduk asli memberikan ruang yang lebar kepada para pendatang yang ingin mengadu nasib dengan berbagai jenis mata pencaharian.
Namun situasi yang terlihat harmonis ini, bukan tidak mungkin terdapat sedikit gejolak dimasing-masing golongan. Terbukti dengan terjadinya aksi penyerangan took “mercy” milik etnis tionghoa oleh penduduk asli dan penduduk muslim pada tahun 1991. Pemicunya tidak lain karena toko tersebut menggunakan kertas yang bertuliskan ayat Al-Quran sebagai pembungkus foto, yang membuat warga muslim berang. Meskipun konflik tersebut dapat diatasi, namun beberapa data terakhir menyebutkan bahwa telah terjadi beberapa isu aksi kristenisasi di beberapa lokasi pinggiran gorontalo.
Di mana Posisi Perempuan Gorontalo?
Dengan kejadian-kejadian ini menunjukkan efek gunung es, dibalik permukaan yang terlihat sangat kokoh itu terdapat lautan yang sangat dalam. Kondisi ini pun diperkuat dengan adanya penerapan kartu penilaian masyarakat sipil yang dilakukan dibeberapa wilayah gorontalo, dimana hasilnya bahwa di beberapa wilayah yang komposisi penduduknya heterogen maupun homogen, terdapat potensi konflik laten yang apabila tidak ditindaklajuti akan menjadi konflik yang lebih terbuka.
Dari tindak lanjut dan evaluasi penerapan kartu penilaian masyarakat sipil untuk mendeteksi potensi konflik berdasarkan kesukuan dan agama tentunya akan mempengaruhi pada kebijakan public yang pada akhirnya akan berdampak pada hak asasi manusia dan hak perempuan.
Dalam penerapan yang dilakukan di kelurahan tenda dengan komposisi penduduk yang heterogen dan di kelurahan limba B dengan komposisi penduduk lebih homogeny, terdapat satu kelompok diskusi yang dijadikan sampel yang terdiri dari kaum perempuan dengan latar belakang profesi, pendidikan, agama dan suku yang berbeda. Dari hasil wawancara itu diperoleh kesimpulan bahwa ternyata kaum perempuan memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam penguatan identitas kesukuan dalam wilayah mereka. Salah satu contoh kasus adalah, mereka sangat menentang anak-anak mereka menjalin pergaulan yang mengarah pada hubungan yang lebih jauh/berpacaran dengan anak-anak dari suku dan agama lain.
Apalagi sampai pada tingkatan yang lebih jauh lagi yaitu perkawinan. Perempuan dalam hal ini kaum ibu lebih memilih penduduk asli atau orang gorontalo asli sebagai suami/istri dari anak-anak mereka.
Alasannya, selain ditentang oleh agama, anak yang telah menikah dengan suku atau agama lain secara otomatis identitas keasliannya akan hilang. Bahkan lebih ekstrim lagi adalah dihapus dari daftar warisan dan di “buang” dari keluarganya.
Posisi perempuan dalam lingkungan pun memiliki pengaruh terjadinya Jarak social antara penduduk asli dengan para pendatang. Hal ini terkait dengan tingkat kecurigaan yang tinggi pada kehadiran pihak/orang luar yang masuk ke wilayah mereka, meskipun masih pada taraf kekhawatiran diantara kelompok-kelompok kecil, seperti kelompok arisan. Pada kasus lain, para perempuan ini pun sangat menentang pembangunan gereja di wilayah tempat tinggal mereka, dengan alasan khawatir akan mempengaruhi kehidupan beragama dan ketenangan mereka dalam menjalankan sholat.
Posisi perempuan sebagai kaum feminis yang identik dengan kebiasaan bergunjing atau “karlota” sangat berpotensi dalam pembentukan stereotype diwilayah mereka. Kehadiran pihak lain diluar komunitas mereka selalu identik dengan hal-hal yang mengarah ke tindakan criminal. Informasi-informasi tercepat pun selalu bersumber dari para perempuan dengan kelompoknya masing-masing.
Solusi : Bagaimanapun dan dimanapun kita, kaum perempuan berada, hidup dan bersosialisasi, seharusnya tetap menjadikan dirinya sebagaimana adanya lingkungan menuntutnya untuk berperan. Jadilah istri yang setia untuk suami, jadilah ibu yang bijak bagi anak-anak, jadilah sahabat yang ikhlas, jadilah guru yang bisa dijadikan teladan, jadilah pemimpin yang bijaksana, jadilah pengusaha yang inovatif, jadilah pedagang yang jujur, dan jadilah semua apa yang kita impikan, selagi kesempatan itu ada, waktu masih tersisa, dan kepercayaan masih diberikan. Jadilah diri kita apa adanya dengan semua identitas yang kita miliki, karena siapapun kita dan apaun kita, penilaian yang paling objektif adalah penilaian atas kebaikan yang kita kerjakan.
Terima kasih – semoga bermanfaat

POTRET PENDIDIKAN (yang masih buram)



Dunia pendidikan di Indonesia beberapa  tahun terakhir belum menampakkan kemajuan yang berarti. Ada begitu banyak informasi yang kita baca maupun lihat di berbagai media massa tentang prestasi-prestasi luar biasa dari anak bangsa dalam berbagai ajang pendidikan nasional dan internasional ternyata belum mampu mengimbangi jumlah anak usia sekolah yang belum juga bisa duduk di bangku sekolah. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, jumlah siswa lulusan UAN yang terus menurun. Fasilitas pendukung yang belum mampu menopang kurikulum sekolah yang diberikan, biaya belajar yang seharusnya “gratis” namun tetap saja belum terjangkau. Padahal anggaran pendidikan yang dialokasika oleh pemerintah setiap tahun untuk menutupi semua biaya pendidikan juga tidak pernah “cukup”. Yang sangat “tragis” adalah Anak-anak putus sekolah yang jumlahnya terus meningkat. Persoalan apa sebenarnya yang menggerogoti dunia pendidikan kita? Bukabkah solusi demi solusi telah diberikan dan laksanakan hingga melahirkan berbagai macam program-program untuk mendongkrak naiknya angka usia sekolah dan kualitas pendidikan.
Dukungan terhadap tenaga-tenaga pengajar telah diupayakan hingga melahirkan berbagai penghargaan . mulai dari kenaikan gaji guru, tunjangan guru untuk daerah pedalaman, sampai pada pemberian sertifikasi bagi guru. Semua diharapkan akan menjadikan profesi guru bukan lagi seperti yang digambarkan seperti “si umar bakri” yang berpenghasilan pas-pasan. Namun, semuanya belum juga bisa mencerahkan buramnya potret pendidikan bangsa kita hingga saat ini.
Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang kaya, kaya SDM dan SDA. Kekayaan inilah yang seharusnya menjadi modal untuk membebaskan bangsa kita dari kondisi “kritis” saat ini. Kolaborasi kedua kekayaan ini sudah lebih dari cukup untuk menjadikan bangsa kita tidak hanya sebagai bangsa yang berkembang sepanjang zaman. Kita memiliki manusia-manusia yang luar biasa yang bisa dijadikan aset dalam mengelola alam yang demikian luas dan berpotensi. Dan ironisnya, kita semua menyadari hal tersebut, namun kenyataannya kita tidak bisa berbuat banyak. Tenaga kita telah terkuras habis oleh persoalan-persoalan pelik yang hanya menghabiskan energi dan kecerdasan kita untuk memikirkan masa depan yang lebih baik. Kita terlalu terlalu terlena oleh sajian “pendidikan politik” yang seharunsya bukan menjadi beban masyarakat.
Jika bisa berandai-andai, saat ini masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling beruntung. Beruntungnya kita sebagai warga negara karena kita memiliki sebuah sistem pemerintahan yang “super canggih” dalam menjalankan pemerintahan. Sistem kita sangat demokratis, yang menempatkan masyarakat diatas kepentingan siapapun. Kita memiliki perangkat legislatif yang kualified dalam parlemen. Mereka adalah orang-orang hebat yang terpilih untuk mewakili aspirasi sekian juta penduduk Indonesia. Perangkat hukum kita sangat tertata. Bahkan kita memiliki sekian ribu personil dengan sistem pengamanan yang luar biasa. Andai semua bisa menjalankan fungsi nya dengan “baik dan benar”, maka kitalah warga atau manusia yang paling beruntung bisa lahir di tanah Indonesia.
Tanpa bermaksud menghentikan hayalan kita, marilah kita melihat kenyataan yang ada disekitarnya. Ada berapa anak-anak usia sekolah yang belum dapat menikmati bangku sekolah dilingkungan anda? Ada berapa anak-anak putus sekolah karena tidak mampu lagi melanjutkan karena persoalan biaya disekiar anda? Ada berapa anak-anak cerdas yang memiliki prestasi luar biasa namun tidak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di sekitar anda?
Sebuah gambaran nyata, dalam 2 tahun terkahir saya telah 6 kali mengganti pengasuh anak. Dari 8 orang pengasuh anak yang pernah saya pekerjakan semuanya adalah remaja putus sekolah (rata-rata hinga SLTP). Usia mereka rata-rata 15-18 tahun. Mereka tidak melanjutkan sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai untuk masuk SLTA. Bahkan, yang mengasuh anak saya sekarang hanya sempat duduk di kelas 2 SLTP. Dia terpaksa berhenti karena orang tuanya bercerai, karena dia ikut bersama ibunya yang tidak memiliki pekerjaan tetap, akhirnya memutuskan berhenti sekolah. Yang menjadi beban pikiran saya, saat ini dia memiliki seorang adik yang duduk di bangku kelas 5 SD. Akankan nasibnya adiknya sama dengan kakaknya, atau bahkan lebih buruk lagi tidak bisa melanjutkan ke SLTP. Dan yakinlah, masih banyak anak-anak lain yang memiliki nasib sama seperti mereka, bahkan lebih buruk lagi. Dan mereka ada di sekitar kita.
Terlalu naif untuk hanya memikirkan peningkatan kualitas dan mutu pendidikan sementara yang terpenting adalah bagaimana untuk bisa menyekolahkan puluhan ribu anak-anak Indonesia lain. bukannya hal ini tidak penting, namun mutu pendidikan seperti apa yang dipikirkan ditengah-tengah kemelut ketidakmampuan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya? Tidakkah sebaiknya diupayakan untuk menyediakan sarana pendidikan yang “terjangkau” bagi mereka yang tidak mampu. Belum maksimalkah upaya pemerintah dalam megelola pendidikan untuk warganya? Ataukan memang kesadaran warganya lah tentang pentingnya pendidikan yang perlu ditingkatkan?